Senin, 25 Januari 2010

Buang Air Kecil di Sembarang Tempat Berakibat Fatal

Buang air kecil di sembarang tempat ternyata bisa berakibat fatal. Setidaknya hal ini pernah dialami oleh Siswono Yudo Husodo mantan ketua HKTI. Tentu saja hal ini dialami ketika beliau masih kanak-kanak. Ketika beliau sedang buang air kecil di bawah pohon asam tiba-tiba saja terpental. Rupanya di atas pohon asam melintas kabel listrik.

Hal yang sama pernah pula penulis alami. Kisahnya begini, pada suatu sore di hari Ahad sekitar tahun 1983 aku berjalan kaki dari rumah ladang aku di Lakawali sebuah dusun sunyi yang pada waktu itu masih termasuk dalam wilayah Kec. Malili (Kab. Luwu Timur sekarang). Tujuan aku waktu itu adalah kembali ke rumah aku di Malili. Maklum karena keesokan harinya aku harus masuk sekolah lagi (masih SMP) walaupun masih mau tinggal untuk memancing ikan yang begitu banyak di perairan Lakawali. Malili adalah sebuah kota kecil yang pernah menjadi lautan api pada saat pemborontakan DI/TII-Kahar Musakkar masih berjaya di Sulawesi Selatan . Kota kecil ini juga sekaligus pernah merupakan sasaran utama pemboman secara sporadis sekutu pada perang dunia kedua (Ini cerita nenek aku lho yang mengalami keluar masuk bungker untuk menghindari serangan sekutu atas Jepang waktu itu). Jadi Malili tempat aku dibesarkan dan menyelesaikan pendidikan dari SD hingga SLTA ini adalah sebuah kota yang bersejarah juga lho. Wah jadi kemana-mana nih alurnya.

OK, mari kita teruskan kisah perjalanan tadi. Ketika aku sudah menempuh jarak sejauh kurang lebih 27 km atau tepatnya di Sungai. Mallaulu timbul keinginan untuk BAK atau buang air kecil. Ketika terdengar oleh aku suara air yang mengalir deras, aku segera menuju ke sumber suara tadi.

Akhirnya perasaan pun jadi legah setelah selesai BAK di atas air nan jernih yang sumbernya langsung dari pegunungan tadi. Bagai seorang musafir saja (iya juga sih ya), aku pun melanjutkan perjalanan kaki yang masih tersisa kurang lebih 3 km lagi. Baru dua tingga langkah aku lalui tiba-tiba saja seekor lebah entah jantan atau betina tapi sepertinya betina datang menghampiri aku. Dia terus saja berputar-putar di muka aku. Tentu saja aku jadi terganggu oleh karena itu aku tepis dia. Tak lama sesudahnya ia bukannya menjauh malah seokor lainnya datang juga. Teman lebah itu datang mungkin setelah mendapat pesan ”SMS” atau di-”mis call” tapi yang jelas jaringan komunikasi antar kawanan lebah begitu baik. Wah apa-apaan nih, iseng amat nih si lebah, pikir aku . Kalau mau nawarin madu jangan seperti itu dong caranya..

Dari semula seekor, menjadi dua ekor, akhirnya ekornya semakin banyak saja. Ini sih bukan kurang ekor lagi tapi sudah kurang ajar. Ketika seekor dua ekor yang menyerang masih bisa aku tangkal dengan jurus kuntao (jenis bela diri yang populer kala itu). Untung sedari kelas VI Sekolah Dasar aku sudah belajar sedikit tentang bela diri dari daratan Tiongkok ini. Tapi sudah berbagai jurus yang aku keluarkan kecuali jurus mabuk tetap saja tak berhasil menghalau kawanan lebah yang jumlahnya kian lama kian banyak saja hingga mencapai ratusan bahkan mungkin ribuan ekor.

Dalam hitungan menit bagian muka aku yang beranjak remaja berubah menjadi .bengkak-bengkak di sanan sini tak beraturan oleh gempuran lebah. Saya jadi kocar kacir seorang diri bagaikan kocar-kacirnya serdadu Amerika ketika diigempur balik oleh pasukan Taliban di Pegunangan Tora Bora pada Perang Afganistan beberapa waktu yang lalu Dalam keadaan di tengah hutan yang sepertinya masih perawan seperti ini, aku hampir saja kehilangan asa. Hanya saja mungkin karena masih tergolong anak-anak (berangkat remajalah) sehingga belum terpikirkan bahwa sudah saatnya hdiup akan berakhir.

Asa yang tadinya sudah mendekati putus kembali bangkit dan tegar setegar pepohonan di sekitarnya yang sudah berumur ratusan tahun . Tiba-tiba saja suara kuda besi muncul menggantikan suara lebah dan sahut-sehatan suara jangkrik Segera saja secara spontan aku memberhentikan mobil yang sedang melaju kencang tersebut. Tapi ternyata tidak mau berhenti mungkin karena memang kepenuhan penumpang. Untunglah di belakangnya lagi ada sebuah mobil bak terbuka dan mobil tersebut langsung saja berhenti. Rupanya yang punya mobil sudah tau kalau aku dalam keadaan bahaya. Aku tentunya langsung saja meloncat ke atasnya tanpa komando. Akhirnya selamat jugalah akunya sampai ke rumah Alhamdulillah.
Untung ya teman-teman serangan kawanan lebah tadi terjadi pada saat selesai buang air kecil. Jika saja serangan itu terjadi pada saat buang air kecil sedang berlangsung kira-kira apa yang akan terjadi.ya teman-teman? Mungkin doa tepat yang bisa dipanjatkan jika hal itu terjadi adalah ”Ya tuhan, hilangkanlah rasa sakitnya, tapi kekalkanlah BESARNYA, karena BESAR manfaatnya, amien”. Sekali lagi jangan kencing di sembarang tempat karena akibatnya bisa fatal.